"Segala yang kuinginkan dalam hidup". Mungkin itu kata yang sangat tepat ketika aku teringat Rena Nozawa, member JKT48.
Rena Nozawa
Tentang Rena,
Rena Noza (Nagoya 6 mei 1998) adalah anggota tahap pertama JKT48 asal Jepang. 2 tahun sebelum bergabung di JKT48, Rena sudah tinggal di Jakarta karena pekerjaan ayahnya sebagai wartawan di salah satu koran Jepang Nikkei Shimbun yang mengakibatkan Rena sejak kecil sering berpindah tempat ke luar negri, tetapi sekarang sudah menetap di Jakarta.
Rena sebelumnya adalah gadis yang bercita-cita menjadi penulis, lebih tepatnya penulis fantasi. Rena pernah berkata dalam perkenalan pertamanya, "Saya seorang pemimpi dan seorang calon penulis. Saya Rena! Yoroshiku Onegaishimasu!". Rena juga suka menari, maka itu dia ikut audisi. Dan dia tak menyangka akan lolos menjadi member JKT48.
Rena adalah penggemar berat AKB48, terutama kepada Watanabe Mayu. Dan Rena berharap JKT48 dapat sehebat AKB48. Rena gadis yang baik, dia selalu menghargai para fans. Terbukti pada dimana dia selalu menerima pemberian fans kemudia memfotonya dan diupload di twitter/G+ resminya. Kadang menurut pengakuannya, agar dia dapat semangat saat manggung bersama JKT48 dia suka melihat gif pemberian fans nya.
Rena suka memakai kaus berlogo kalimat bijak dan mutiara, menyukai Rilakuma (boneka panda jepang), Teddy Bear dan suka membaca novel bergenre misteri dan fantasi.
***
Saya bernama Setiawan Yunus (Jakarta 23 oktober 1993) adalah mahasiswa Universitas Gunadarma tahap 2. Saya hidup sebagai seorang yang sederhana dan pendiam. Saya adalah seorang pemimpi yang akut. Terkadang saya mendapatkan cemooh dari orang banyak karena suka bermimpi. Tapi saya tetap berpengang teguh mimpi saya, bahwa di dunia ini tidak ada hal yang mustahil. Semua bisa terjadi sesuai kehendak Tuhan. Menjadi vampir contohnya.
***
Saat belum mengenal Rena, hidup saya penuh dengan kebimbangan. Seakan-akan saya belum menemukan jalan hidup saya. Saat itu saya sedang dalam posisi ditinggal oleh seorang gadis yang menjadi pacar terakhir saya, kira-kira 6 bulan sebelum saya mengenal Rena Nozawa. Saat mengenal Rena, saya sudah mempunya jalan hidup pelengkap. Dimana sebelumnya jalan hidup saya adalah kuliah dan bekerja di Jepang. Dan mulai saat itu, saya mencari tahu tentang dirinya di internet. Semakin jauh saya mengenal Rena, saya semakin menyukainya. Saya pun meminta izin Kepada Tuhan untu menyukainya karena tentu bukan saya saja yang menyukainya bukan?
Saya sering kali bimbang. Maka setiap hari saya mencari jawaban tentang mimpi saya ini. Mulai dengan bercerita kepada kawan, kakek (Alm), mendengarkan dakwah, membaca buku, menonton film dan lain sebagainya. Tentu saja saya tidak hanya bermimpi dan berdiam diri hingga berharap itu terjadi dengan sendirinya. Saya akan berusaha menemukan kunci untuk pintu mimpi saya.
***
Karena kebimbangan atas mimpi saya ini, saya perlu waktu untuk sendiri beberapa minggu terakhir ini. Saya merasa layak menerima keheningan dan perlu akan hal itu. Itu niat saya untuk membiarkan debu mengendap sedikit pada tubuh saya. Dan saya merasa butuh refleksi untuk kebimbangan saya.
Saya telah menulis, menghapus lalu menulis ulang semua kalimat ini yang terlalu banyak dari yang saya tahu. Saya tidak banyak eulogi jadi saya akan membuat ini pendek dan tothe point. Saya menahan perasaan dan emosi dalam beberapa bulan ini.
Saya akan mengatakan yang saya butuhkan dan ingin mengatakan tentang hal itu. Saya tahu ini memang sedikit menjengkelkan. Saya hidup, bernapas, dan berdarah sebagai seorang pemimpi. Saya percaya dan mengagumi hal-hal yang Rena Nozawa buat. Untuk lebih baik atau lebih buruk, saya merasa ini perlu diungkapkan. Saya menyukai Rena dengan semua yang ada dalam dirinya walaupun Rena orang biasa sekalipun. Saya merasa percaya bahwa rena adalah zing saya, yang saya rasakan saat baru mengenalnya dan setelah saya menjalani hidup dalam mimpi bersama Rena. Mungkin terdengar gila, dan saya tidak menyesal sekarang hal itu terjadi. Saya telah berjanji pada diri saya bahwa hanya dia perempuan yang akan saya gapai. Dan saya percaya, karena saya didukung oleh zing yang kuat. Dan saya tersadar bahwa kata orang bijak itu salah. Bahwa tak satu hal pun yang mustahil, karena mustahil itu tidak ada bagi saya dan kita yang percaya.
***
“Saya selalu ingin menjadi langit. Agar selalu bisa melihatmu kapanpun. Karena itu akan membuatku nyaman”
“Tuhan telah memperlihatkan saya perempuan Jepang yang nyata di depan mata saya akhir-akhir ini. Dengan semua keajaiban dalam dirinya dan dalam hidup saya ini”
"Don't trust me, but the way i see is true, find a way your truth" – My Friend